Pengertian
minat belajar menurut para ahli.
Untuk memudahkan pemahaman tentang minat belajar, maka dalam pembahasan ini
terlebih dahulu akan diuraikan menjadi minat dan belajar. Secara bahasa
minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (Depdikbud,
1990:58). Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat
besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak
mungkin melakukan sesuatu. Sedangkan pengertian minat secara istilah telah
banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard
yang dikutip oleh Slameto menyatakan “Interest is persisting tendency to pay
attention to end enjoy some activity and content (1991:57).
minat belajar |
Sardiman A. M. berpendapat bahwa minat diartikan sebagai suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhankebutuhannya sendiri
(1988:6). Sedangkan menurut Pasaribu dan Simanjuntak mengartikan minat sebagai
“suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu
yang menariknya (1983:52). Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat, dkk.,
mengartikan minat adalah “kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal
yang berharga bagi orang (1995:133).
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip
di atas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap
obyek atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang,
adanya perhatian, dan keaktifan berbuat.
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melalui
beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya, dan
hanya dengan belajar maka ia akan dapat mengetahui, mengerti, dan memahami
sesuatu dengan baik. Prestasi belajar adalah hasil yang diberikan oleh guru
kepada siswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil perbuatan belajar
(Wuryani, 2002:408). Prestasi belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu.
Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebutkan
hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada
manusia, termasuk kebutuhan anak di dalam suatu program pendidikan (Maslow,
1994: 59-62). Tingkat prestasi siswa secara umum dapat dilihat pencapian
(penguasaan) siswa terhadap materi pembelajaran. Apabila bahan pelajaran yang
diajarkan kurang dari 65% yang dikuasai oleh siswa peserta didik maka
persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah
(Djamarah, 2000: 18).
Sebagaimana dipahami bersama, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar berupa; kecerdasan, minat (motivasi), konsentrasi, kesehatan
jasmani, ambisi dan tekad, lingkungan, cara belajar, perlengkapan, sifat-sifat
negative (Thabrany, 1994: 21-41). Lingkungan sekolah yang aman dan tertib,
optimisme dan harapan yang tinggi dari warga sekolah, kesehatan sekolah, dan
kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa merupakan iklim sekolah yang dapat
menumbuhkan semangat belajar siswa (Slameto, 2003: 64). prestasi belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor sebagai berikut: (1) Faktor dari luar dan
instrumental, lingkungan terdiri dari alam dan sosial. Instrumental terdiri
dari kurikulum, program, sarana, fasilitas dan guru (tenaga pengajar) dan (2)
Faktor dalam terdiri dari fisiologi dan psikologi, fisiologi terdiri dari
kondisi fisik secara umum dan kondisi panca indera. Psikologi terdiri dari
kecerdasan siswa, minat, minat (motivasi) serta kemampuan kognitif (Suryabrata,
1998: 167).
Lingkungan belajar di sekolah merupakan situasi yang turut serta
mempengaruhi kegiatan belajar individu. Hamalik, (2001: 195) menyatakan bahwa
lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau
pengaruh tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif
baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah akan menciptakan ketenangan dan
kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menguasai
materi belajar secara maksimal. Slameto, (2003: 72) menyatakan lingkungan yang
baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak
atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Lingkungan pendidikan
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat (Ahmadi dan Uhbiyanti, 1992: 66). Adapun lingkungan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar yang berada
disekitar siswa yaitu rumah (keluarga) dan sekolah.
Keadaan keluarga yang kurang harmonis, orang tua kurang perhatian terhadap
prestasi belajar siswa dan keadaan ekonomi yang lemah atau berlebihan bisa
menyebabkan turunnya prestasi belajar anak (Hamalik, 2001: 194). Cara orang tua
mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan jelas akan
memberikan pengaruh terhadap belajar siswa (Slameto, 2003: 60-64). Demikian
juga dengan lingkungan sekolah, kondisi lingkungan sekolah juga dapat
mempengaruhi kondisi belajar antara lain adanya guru yang baik dan jumlah yang
cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan
belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi
berlangsungnya proses belajar yang baik, adanya teman dan keharmonisan diantara
semua personil sekolah (Hakim, 2002: 18). Aspek lingkungan sekolah meliputi:
(1) Relasi guru dan siswa, Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara
akrab, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. juga siswa merasa
jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar, (2)
Relasi siswa dengan siswa, Bila di dalam kelas ada grup yang saling bersaing
secara tidak sehat, maka jiwa kelas tidak terbina bahkan hubungan kebersamaan
siswa tidak tampak, (3) Sarana belajar, Sarana belajar yang cukup memadai
membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar, dan (4) Disiplin sekolah,
Peraturan sekolah yang tegas dan tertib akan membantu kedisiplinan siswa dalam
menjalankan kegiatan belajar (Slameto, 2003: 65-69).
Faktor lain yang turut mempengaruhi prestasi belajar akuntansi adalah
motivasi/minat belajar. Motivasi/minat dapat diartikan sebagai daya penggerak
dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu
dalam mencapai tujuan (Sardiman, 2004: 73). Menurut Donald dalam Sardiman,
(2004: 73), Motivasi (minat) adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Maksud dari pernyataan tersebut adalah
motivasi (minat) akan menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada dalam
diri individu, sehingga akan berkaitan dengan persoalan gejala kejiwaan atau
psikologi seseorang, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau
melakukan sesuatu.
Motivasi (minat) belajar mempunyai fungsi untuk (a) Mendorong manusia untuk
berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, (b)
Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan (c)
Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman, 2004:
85). Donald dalam Soemanto, (1998: 203) memberikan definisi minat (motivasi)
sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai
oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha-usaha mencapai tujuan.
Dorongan afektif tersebut terlihat nyata dalam tingkah laku manusia.
Hamalik, (2001: 158) berpendapat bahwa minat (motivasi) adalah perubahan
energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya tujuan, orang tidak akan
berminat (motivasi) untuk berbuat sesuatu. Seorang siswa melakukan kegiatan
belajar selalu mempunyai tujuan mengapa ia melakukan kegiatan belajar tersebut.
Oleh karena itu, minat (motivasi) merupakan faktor penting dalam kegiatan
belajar. Adanya minat (motivasi) diharapkan dapat memperoleh hasil yang
memuaskan dalam setiap kegiatan. Hamalik, (2001: 110) yang menyatakan bahwa
belajar tanpa adanya minat (motivasi) kiranya sulit untuk mencapai keberhasilan
secara optimal. Hal ini juga didukung oleh pendapat Dalyono, (1997: 57) yang
menyatakan bahwa kuat lemahnya minat (motivasi) seseorang turut mempengaruhi
keberhasilan. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar, minat (motivasi) dalam
belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara
senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk
mencapai cita-cita senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa
cita-cita dapat dicapai dengan belajar.
Dalam kegiatan proses pembelajaran, minat/motivasi merupakan aspek yang
sangat penting, hal ini dikarenakan (a) motivasi (minat) memberi semangat
terhadap seorang peserta didik dalam kegiatan-kegiatan belajarnya, (b) motivasi
(minat) perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan-kegiatan dimana
seseorang berkeinginan untuk melakukannya, dan (c) motivasi (minat) juga
memberi petunjuk pada tingkah laku (Rusyan, dkk., 1989: 96-97). Sardiman,
(2004: 83) mengemukakan ciri-ciri seseorang yang memiliki minat (motivasi)
tinggi yaitu berupa; (1) Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus
menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai), (b) Ulet
menghadapi kesulitan ridak (tidak lekas putus asa), (c) Menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam masalah, (d) Lebih senang bekerja mandiri, (e) Cepat
bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang berifat mekanis, berulang-ulang
begitu saja sehingga kurang kreatif), (f) Dapat mempertahankan pendapatnya
(kalau sudah yankin akan sesuatu), (g) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
itu, dan (h) Senang mencari dan memecahkan maslah soal-soal.
Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat
mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau
sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan
siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat belajar. Menurut M.
Alisuf Sabri Minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan
mengingat sesuatu secara terus menerus, minat belajar ini erat kaitannya dengan
perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat belajar itu terjadi karena
sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat belajar kepada sesuatu berarti
ia sikapnya senang kepada sesuatu (1995 : 84).
Ahli lain mengatakan bahwa minat belajar adalah .kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin
Syah, 2001 : 136). Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba, “Minat belajar adalah
.kecenderungan jiwa kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan
sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu
(1980 : 79). Menegaskan pendapat tersebut, Mahfudh Shalahuddin
mengemukakan bahwa minat belajar adalah .perhatian yang mengandung unsur-unsur
perasaan. Dengan begitu minat belajar, sangat menentukan sikap yang menyebabkan
seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat belajar dapat
menjadi sebab dari suatu kegiatan (1990 : 95). Sedangkan menurut Crow dan Crow
bahwa .minat belajar atau interest bias berhubungan dengan daya gerak yang
mendorong kita untuk cendrung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan,
ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri (dalam Abd. Rachman Abror, 1993 : 112).
Dari kelima pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa minat
belajar akan timbul apabila mendapatkan rangsangan dari luar. Dan kecenderungan
untuk merasa tertarik pada suatu bidang bersifat menetap dan merasakan perasaan
yang senang apabila ia terlibat aktif didalamnya. Perasaan senang ini timbul
dari lingkungan atau berasal dari objek yang menarik.
Belajar menurut bahasa adalah usaha (berlatih) dan sebagai upaya
mendapatkan kepandaian (Poerwadarminta, 1976:965). Sedangkan menurut istilah
yang dipaparkan oleh beberapa ahli, di antaranya oleh Ahmad Fauzi yang
mengemukakan belajar adalah “Suatu proses di mana suatu tingkah laku
ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau
rangsang) yang terjadi (2004:44). Kemudian Gronback mengatakan “Learning is
show by a behavior as a result of experience (dalam Slameto, 1991:2).
Selanjutnya Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati mengartikan “belajar sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya (2002:4). Nana Sudjana mengatakan
“belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan
kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah
proses melihat, mengamati, memahami sesuatu (1987:28).
Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku
individu dari hasil pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut,
baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya (psikomotor),
maupun sikapnya (afektif). Sedangkan dari pengertian minat dan pengertian
belajar seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan
keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan
tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan..