A. PENGERTIAN
Mioma uteri adalah neoplasma jinak
yang berasal dari lapisan otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya,
sehingga dalam kepustakaan juga dikenal istilah fibromioma, leiomioma, ataupun
fibroid. Mioma uteri adalah tumor jinak yang terutama terdiri dari sel-sel otot
polos, tetapi juga jaringan ikat. Sel-sel ini tersusun dalam bentuk gulungan,
yang bila membesar akan menekan otot uterus normal (Marwan, 2010). Myoma Uteri
umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal
myoma uteri yaitu pada serviks uteri (2 %) dan pada korpus uteri (97%), belum
pernah ditemukan myoma uteri terjadi sebelum menarche (Lesmana W, 2010).
B. ETIOLOGI
Penyebab dari mioma uteri belum
diketahui secara pasti. Namun diduga ada beberapa faktor yang berhubungan
dengan pertumbuhan mioma uteri, antara lain :
-Faktor Hormonal
Hormon estrogen dan progesteron
berperan dalam perkembangan mioma uteri. Mioma jarang timbul sebelum masa
pubertas, meningkat pada usia reproduktif, dan mengalami regresi setelah
menopause. Semakin lama terpapar dengan hormon estrogen seperti obesitas dan
menarche dini, akan meningkatkan kejadian mioma uteri.
- Faktor Genetik
Mioma memiliki sekitar 40% kromosom
yang abnormal, yaitu adanya translokasi antara kromosom 12 dan 14, delesi
kromosom 7 dan trisomi dari kromosom 12
-.Faktor Pertumbuhan
Faktor pertumbuhan berupa
protein atau polipeptida yang diproduksi oleh sel otot polos dan
fibroblas, mengontrol proliferasi sel
dan merangsang pertumbuhan dari mioma.
C. KLASIFIKASI
Menurut letaknya, mioma uteri dapat
di klasifikasikan sebagai :
1. Mioma submukosum: mioma berada di
bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Mioma submukosum dapat
tumbuh bertangkai, kemudian dilahirkan melalui saluran servik (mioma geburt).
2. Mioma intramural: mioma terdapat
di dinding uterus di antara serabut miometrium.
3. Mioma subserosum: mioma yang
tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi
oleh serosa. Mioma subserosum dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum
latum menjadi mioma intra ligamenter, selain itu mioma subserosum dapat pula
tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan
kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut wandering/parasitic
fibroid.
4. Mioma pedunkulata : mioma yang
melekat ke dinding uterus dengan tangkai yang bisa masuk ke peritoneal atau
cavum uteri
D. GEJALA
Gejala klinik terjadi hanya pada
sekitar 35 % – 50% dari pasien yang terkena. Adapun gejala klinik yang dapat
timbul pada mioma uteri:
1.Perdarahan abnormal, merupakan
gejala klinik yang sering ditemukan (30%). Bentuk perdarahan yang ditemukan
berupa: menorargia, metroragia, dan hipermenorrhea. Perdarahan dapat
menyebabkan anemia defisiensi Fe. Perdarahan abnormal ini dapat dijelaskan oleh
karena bertambahnya area permukaaan dari endometrium yang menyebabkan gangguan
kontraksi otot rahim, distorsi dan kongesti dari pembuluh darah di sekitarnya
dan ulserasi dari lapisan endometrium.
2.Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas
tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma. Pada
pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, juga pertumbuhannya yang
mempersempit kanalis servikalis dapat menyebabkan dismenore. Selain itu,
penyebab timbulnya nyeri pada kasus mioma utreri adalah karena proses
degenerasi ganas. Penekanan pada visera oleh ukuran mioma uteri yang membesar
juga bisa menimbulkan keluhan nyeri. Dengan bertambahnya ukuran dan proses
inflamasi juga menimbulkan rasa yang tidak nyaman pada regio pelvis.
3.Efek penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar
dan tempat mioma uteri. Penekanan oleh mioma uteri pada vesika urinaria
menimbulkan keluhan-keluhan pada traktus urinarius, seperti perubahan frekuensi
miksi sampai dengan keluhan retensio urin hingga dapat menyebabkan hidroureter
dan hidronefrosis. Konstipasi dan tenesmia juga merupakan keluhan pada
penderita mioma uteri yang menekan rektum. Dengan ukuran yang besar berakibat
penekanan pada vena-vena di regio pelvis yang bisa menimbulkan edema tungkai.
Gejala lain akibat tekanan pada organ-organ sekitarnya mencakup nyeri, sakit
kepala, konstipasi dan masalah-masalah perkemihan. Menorrhagi dan metroragi
terjadi karena fibroid (dapat merusak lapisan uterus).
E. DIAGNOSIS
Diagnosismiomauteri ditegakkan
berdasarkan:
1. Anamnesis:
a. Timbul benjolan di perut bagian
bawah dalam waktu yang relatif lama.
b. Kadang-kadang disertai gangguan
haid, buang air kecil atau buang air besar
c. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir,
pecah.
2. Pemeriksaan fisik
Palpasi abdomen didapatkan tumor di
abdomen bagian bawah.
Pemeriksaan ginekologik dengan
pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu dengan rahim atau
mengisi kavum Douglasi.
Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan
tumor umumnya rata.
3. Gejala klinis
Adanya rasa penuh pada perut bagian
bawah dan tanda massa yang padat kenyal.
Adanya perdarahan abnormal.
Nyeri, terutama saat menstruasi.
Infertilitas dan abortus.
4. Pemeriksaan luar
Teraba massa tumor pada abdomen
bagian bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas.
5.Pemeriksaan dalam.
Teraba tumor yang berasal dari rahim
dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas dan ini biasanya ditemukan
secara kebetulan.
6.Pemeriksaan penunjang
- USG, untuk menentukan jenis tumor,
lokasi mioma, ketebalan endometriium dan keadaan adnexa
- dalam rongga pelvis. USG abdominal
dan transvaginal dapat membantu dan menegakkan dugaan
- klinis dari mioma uteri. Mioma juga
dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua
- pemeriksaan itu lebih mahal dan
tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya,
- leiomiosarkoma sangat jarang karena
USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan
- konfirmasinya membutuhkan diagnosa
jaringan.
- Dalam sebagian besar kasus, mioma
mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa bidang
- tidak hanya menyerupai tetapi juga
bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur.
- Foto BNO/IVP pemeriksaan ini
penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan
perjalanan ureter.
- Histerografi dan histeroskopi,
Histeroskopi yaitu menggunakan alat histeroskop berupa teleskop yang tipis yang
dimasukkan melalui serviks ke dalam uterus. untuk menilai pasien mioma
submukosa disertai dengan infertilitas.
- Laparaskopi untuk mengevaluasi
massa pada pelvis.
- Laboratorium : darah lengkap, urine
lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum, kreatinin darah.
- Tes kehamilan.